Lakhomizaro Zebua

Andi Telaumbanua
Lakhomizaro Zebua, lahir di Tumori, Kota Gunungsitoli, pada 11 November 1962 yang lalu. Anak ke 9 dari 10 bersaudara dari pasangan Alm. Tandradodo Zebua (Ama Woluaha) dan Alm. Saliba Gea. Dimana kedua orang tuanya sehari-hari bekerja sebagai petani. Kehidupan keluarga petani yang serba kekurangan, membuatnya selalu membantu orang tuanya bekerja di kebun. Sembari orang tuanya mengajarkannya nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran dan kerja keras.


Saat duduk di bangku kelas 3 SMA tahun 1981, ayahnya meninggal dunia. Sempat berpikir bahwa sepeninggalan ayahnya maka sekolahnya juga akan terhenti, namun ibunya dan dukungan keluarganya yang lain membuat Lakhomizaro berhasil menyelesaikan SMA dan melanjutkan pendidikan di Fakultas Teknik Universitas Darma Agung, Medan.

Selama kuliah, Lakhomizaro harus berbagi waktu antara kuliah dan mencari penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena uang kiriman dari keluarga hanya cukup untuk membayar biaya kuliah. Semua usaha untuk bertahan hidup di perantauan dan menyelesaikan pendidikan akhirnya dapat dicapainya dengan meraih gelar Sajana Teknik Sipil tahun 1989.

Setamat kuliah, Lakhomizaro sempat bekerja di sebuah perusahaan swasta dan pada tahun 1993 diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil. Karir PNS nya dimulai sebagai Staf pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Nias. Usahanya yang gigih mengantarkannya keberbagai jabatan struktura, antara lain sebagai Kasubsi Perencanaan Kota dinas PU Nias tahun 1995, Kasi jalan dan jembatan Dinas PU Nias tahun 1999.  Kasubdis  Pengembangan Prasarana Jalan Dinas Kimpraswil Nias tahun 2003,  Plt. Kadis Kimpraswil Nias tahun 2004,  Kadis Kimpraswil Nias tahun 2005,  Kadis PU  Nias  tahun 2009, Kadis Tarukim Nias tahun 2010, Pj. Walikota Gunungsitoli tahun 2010, dan Kadis PU Nias Selatan tahun 2012. 

Menikah dengan Sukartini Wau dan memiliki 5 orang anak, pada tahun 9 desember 2015 yang lalu, Lakhomizaro yang berpasangan dengan Sowaa Loli memperoleh kepercayaan tersebesar dari masyarakat Kota Gunungsitoli untuk menjalankan roda pemerintahan selama periode 2016-2021.

Keyakinannya  bahwa satu-satunya cara untuk memperbaiki keadaan daerahnya yakni kota Gunungsitoli adalah dengan terjun ke dunia politik praktis. Sehingga masa pengabdiannya yang masih delapan tahun lagi sebelum pension harus ditinggalkannya dengan cara pensiun dini. Keputusan yang diambil itu adalah niat iklasnya untuk tujuan mulia demi membangun Kota Gunungsitoli.

Janji kampanye yang disampaikannya yakni  Pemenuhan tenaga guru melalui formasi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang dibiayai dari APBD, sehingga keberadaan guru-guru honorer tidak menjadi beban bagi siswa. Lalu program pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi, pelayanan ambulans gratis selama 24 jam tiap hari, peningkatan status puskesmas menjadi rawat inap, jaminan kesehatan bagi masyarakat yang tidak ditanggung Kartu Indonesia Sehat (KIS), pelayanan dokter spesialis secara berkala, serta pemberian pupuk gratis bagi petani sawah, dipenuhi satu-persatu.

Selain itu, dengan latar belakang keilmuannya dibidang infrastruktur, pembangunan di lakukan secara intensif, terutama dalam pemenuhan perkantoran pemerintah guna menekan biaya yang selama ini dikeluarkan untuk membayar sewa kantor.

Dengan menggunakan filosofi pembangunan Kota Gunungsitoli yakni membangun kehidupan manusia. Lakhomizaro bertekad mewujudkan kondisi masyarakat yang memiliki kemakmuran, kesejahteraan dengan penuh rasa kedamaian, keamanan, dan keteraturan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)